Market Review 24 Februari 2017
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
Menutup perdagangan pekan ini, IHSG ditutup menguat 13 poin (+0.24%) ke level 5,385.906. 156 saham tercatat menguat dan 159 tercatat melemah. Sektor-sektor ditutup volatil. Sektor miscellaneous industry memimpin penguatan dengan ditutup naik 1.04%, sementara sektor mining melemah terdalam dan ditutup melemah 0.77%. Investor asing kembali mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp334 miliar di seluruh Pasar hingga akhir perdagangan. US Dollar melemah 20 poin (-0.15%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,331 terhadap US Dollar pada penutupan perdagangan hari ini.
*Unusual Market Activity (UMA)*
- *PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)*
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas efek AGRO yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
*Advance Stocks:*
- ITMG: Harga saham ITMG ditutup menguat Rp525 (+3.14%) ke level Rp17.225 pada perdagangan hari ini setelah merilis laporan keuangan perseroan sepanjang tahun 2016. ITMG mencatat kenaikan laba bersih yang distribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 107 persen hingga periode 31 Desember 2016 menjadi US$130,70 juta dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$63,10 juta. Beban pokok tercatat turun menjadi US$1,03 miliar dari US$1,23 miliar pada tahun 2015.
- SMGR: Harga saham SMGR menguat untuk hari ketiga pada perdagangan hari ini seiring dengan diterbitkannya izin lingkungan untuk pabrik SMGR di Rembang. Dalam izin tersebut dinyatakan bahwa SMGR telah memenuhi kelayakan. Harga saham SMGR ditutup menguat untuk hari ketiga sebesar Rp325 (+3.51%) ke level Rp9.575 pada hari ini.
- UNTR: Harga saham UNTR menguat Rp850 (+3.44%) ke level Rp25.500 pada penutupan perdagangan hari ini. UNTR menargetkan penjualan alat berat akan meningkat mencapai 2.700 unit di tahun 2017 dari 2.100 unit di tahun 2016. Perseroan menargetkan revenue akan tumbuh 15% tahun ini.
- FASW: FASW berhasil mencetak laba bersih Rp778,01 miliar hingga periode 31 Desember 2016 usai merugi sebesar Rp308,89 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Penjualan bersih tercatat meningkat menjadi Rp5,87 triliun dari sebelumnya Rp4,95 triliun. Harga saham FASW ditutup menguat Rp110 (+2.39%) ke level Rp4.710 hari ini.
- BVIC: DEG, anak usaha institusi keuangan papan atas Eropa, KfW, menjadi pemegang saham BVIC sebesar 9%. Dengan partisipasi DEG sebagai investor strategis, posisi ekuitas perseroan semakin menguat. Selain itu, partisipasi DEG menunjukkan semakin kokohnya Bank Victoria, sekaligus memberikan sinyal penguatan modal dan meningkatnya potensi mitra strategis. Harga saham BVIC ditutup menguat Rp7 (+6.66%) ke level Rp112, merupakan level penutupan tertingginya sejak 29 Juli tahun lalu.
*Decline Stocks:*
- INCO: Setelah melemah selama sepekan, harga saham INCO ditutup di zona merah dengan melemah Rp130 (-5.01%) ke level Rp2.460 pada perdagangan hari ini. Penurunan harga saham terjadi didorong oleh kinerja keuangan perseroan yang kurang memuaskan. Meskipun mencatatkan laba sejumlah US%1,9 juta sepanjang 2016 lalu, jumlah tersebut menurun 96 persen dari US$50,5 juta pada tahun 2015. Penurunan kinerja perseroan antara lain dipicu oleh penurunan jumlah produksi nikel, harga jual rata-rata dan penjualan nikel secara kuantitas yang juga menurun.
- BUMI: BUMI tengah memproses pelepasan Gallo Oil (Jersey) Ltd, karena sejak diakuisisi pada tahun 1999 silam, aset itu belum juga memberikan keuntungan. Kerugian BUMI berasal dari biaya eksplorasi yang dikeluarkan untuk menggali hasil bumi dari Gallo Oil, yang nilainya mencapai US$ 300 juta. Kerugian dari Gallo Oil itu terhitung sebagai impairment loss atau kerugian penurunan nilai aset. Yang tentu akan mempengaruhi laporan laba rugi perseroan. Harga saham BUMI ditutup melemah Rp28 (-7.77%) ke level Rp332 pada perdagangan hari ini.
Komentar
Posting Komentar