(February 16, 2017)
Investment Information Team
US
Sebagian besar saham-saham US ditutup menguat lima sesi berturut-turut pada perdagangan Rabu, mencatatkan penguatan terpanjang untuk tiga indeks acuan sejak Januari 1992 seiring dengan Presiden Donald Trump menjanjikan rencana pajak “besar-besaran” dalam “waktu yang tidak terlalu jauh.”
Dow Jones Industrial Average naik 107.45 poin, atau 0.5% ke 20611.86. S&P 500 menguat untuk 7 sesi berturut-turut, naik 11.67 poin atau 0.5% ke 2349.25. Nasdaq Composite meningkat 36.87 poin atau 0.6% ke 5819.44.
Naiknya inflasi dan penjualan ritel, bersamaan dengan pernyataan Janet Yellen, membantu meningkatkan keyakinan terhadap ekspansi US, menurut beberapa analis.
Janet Yellen tampaknya akan memperkuat optimisme pasar ketika ia bersaksi di depan Senat Komite Perbankan bahwa investor mengharapkan kebijakan fiskal yang lebih mendukung pertumbuhan dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Menurut data ekonomi terbaru, retail sales meningkat 0.4% di Januari, sementara Consumer Price Index meningkat 0.6% pada bulan yang sama, merupakan jumlah yang besar dalam empat tahun, meskipun terutama disebabkan oleh reboundnya harga bensin.
Europe
Saham-saham US membukukan penguatan untuk hari ketujuh pada perdagangan Rabu, dengan perbankan memimpin penguatan, setelah Janet Yellen memicu reli pada saham perbankan dengan memberi petunjuk bahwa suku bungan US akan meningkat secepatnya. Indeks Stoxx Europe 600 meningkat 0.3% ke level 371.47, mencatatkan penutupan tertingganya sejak Desember 2015.
Sentimen positif perdagangan di Eropa menyusul pernyataan Janet Yellen di hari Selasa yang mengatakan bahwa suku bunga dapat meningkat lebih awal.
Pada data ekonomi, UK unemployment rate bertahan di 4.8% dalam tiga bulan hingga Desember, bertahan pada level terendahnya sejak 2005.
Sementara, UK wage growth melambah menjadi 2.6% dari 2.7%. Dengan consumer prices meningkat 1.8% di bulan Januari dibanding 1.6% di bulan Desember, data menunjukkan inflasi mulai mempengaruhi pertumbuhan upah, merupakan sinyal bahwa konsumen Inggris mengendalikan pengeluaran mereka.
Komentar
Posting Komentar