JAKARTA. Makanan makin sering digoreng makin makin tinggi kadar kolestrolnya. Apalagi jika minyak untuk menggoreng dipakai berkali-kali hingga kualitasnya menurun. Ibarat makanan, saham pun demikian.
Belakangan banyak saham-saham dengan 'kolestrol tinggi' meramaikan transaksi bursa saham. Contoh, ada saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) yang pada perdagangan kemarin masuk UMA. Ada juga saham PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI) dan sejumlah saham small caps lainnya.
Namun, dari sejumlah saham berkolestrol tinggi itu, setidaknya ada dua saham yang kolestrolnya paling rendah. Keduanya adalah, saham PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dan PT Eagle High Plantataion Tbk (BWPT).
Saham AGRO malah menjadi mover IHSG baik secara harian, bulanan, sejak awal tahun atau year to date (ytd). Pada perdagangan Jumat, (10/2), saham AGRO menempati urutan ketiga mover IHSG setelah BMRI dan SMGR. Dari kenaikan IHSG sebanyak 10,99 poin, dua poin diantaranya berasal dari pergerakan harga saham AGRO.
Sejak awal Februari, saham AGRO sudah berkontribusi 3,5 poin terhadap indeks dan menempati jajaran ketujuh dari sepuluh saham penggerak IHSG. Sementara, secara ytd, AGRO menempati urutan kesembilan setelah menyumbang 4,9 poin kepada indeks.
Memang, ketimbang saham berkolestrol lainnya, saham AGRO memiliki kadar kolestrol yang cukup rendah karena fundamentalnya yang terbilang berisi. Pertama, jelas karena AGRO merupakan anak usaha BUMN.
Prospek kinerja kedepan juga diramal baik. Sekitar 53% dari total kredit AGRO dikucurkan untuk sektor CPO. "Seiring dengan membaiknya harga CPO, maka kredit di sektor perkebunan pun akan membaik atau setidaknya stabil," ujar analis NH Korindo Securities Bima Setiadi kepada KONTAN, Jumat (10/2).
BWPT memang belum masuk ke jajaran mover. Tapi belakangan ini, saham Grup Rajawali tersebut kembali menjadi buruan.
"Bargain hunting terhadap saham tersebut mendorong pergerakan harga BWPT mencoba penetrasi resistensi Rp 400-Rp 405 per saham sebelum akhirnya ditutup mendekati basis support karena tekanan profit taking di akhir sesi perdagangan kemarin," jelas analis Mirae Asset Indonesia Heldy Arifien.
Pergerakan ini muncul setelah muncul kabar finalisasi akuisisi Felda atas BWPT mendekati tahap finalisasi. BWPT sudah memperoleh izin otoritas setempatterkait akuisisi ini, sehingga Felda tinggal mengurus soal administrasi akuisisi tersebut.
Bima menambahkan, kondisi keuangan BWPT tahun ini diprediksi akan berbalik menjadi untung setelah sebelumnya rugi sekitar Rp 48 miliar. Sebab, tidak ada rencana penambahan lahan, maka belanja modal akan relatif kecil sehingga tidak membebani arus kas di tahun 2017.
"Dengan disetujuinya Felda untuk mengakuisisi BWPT, maka sentimen negatif yang mungkin terjadi seiring dengan adanya aksi korporasi telah selesai," ujarnya.
http://investasi.kontan.co.id/news/sering-digoreng-kolesterol-dua-saham-ini-terendah
Komentar
Posting Komentar