JAKARTA - Pangkas beban utang guna menunjang usaha bisnis lebih lancar ke depannya, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), perusahaan pertambangan melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri utama telah melunasi pinjaman sindikasi sebesar USD603 juta atau sekitar Rp8,04 triliun (asumsi kurs Rp13.334 per USD).
Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan melunasi pinjaman kepada SMBC yang bertindak sebagai agen fasilitas. Selain itu, perseroan juga melunasi pinjaman sebesar USD15 juta kepada PT CIMB Niaga Tbk pada 14 Februari 2017.
Jumlah saldo kedua fasilitas pinjaman pada saat pelunasan sekitar USD454 juta. Perseroan melunasi utang itu dengan memakai dana hasil penerbitan senior notes atau surat utang senilai USD350 juta. Surat utang itu bertenor lima tahun dengan kupun 7,75%. Perseroan mencatatkan surat utang itu di bursa Singapura.
Selain itu, dana penerimaan dari fasilitas pinjaman The Bank of Tokyo Mitsubishi senilai USD100 juta dengan tingkat bunga LIBOR + 3%. Perseroan juga memakai kas internal untuk melunasi utang.
Hingga 30 September 2016, perseroan kantongi kas USD134,04 juta. Manajemen menilai, pelunasan utang tersebut menunjukkan perseroan dapat bertahan di tengah penurunan industri batu bara pada beberapa tahun terakhir. Hal ini juga memungkinkan anak usaha perseroan memperpanjang profil jatuh tempo utangnya, mengurangi amortisasi dan memperbaiki arus kasnya serta meningkatkan fleksibilitas operasional.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Kamis (16/2), saham PT Delta Dunia Makmur Tbk naik tipis 0,83% ke level Rp 610 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.724 kali dengan nilai transaksi Rp38,9 miliar. Sebagai informasi, tahun ini PT Delta Dunia Makmur Tbk membidik kontrak baru tambang tumbuh 10% menjadi 19 juta ton seiring dengan mulai reboundnya harga batubara.
Direktur & Sekretaris Perusahaan Delta Dunia Makmur, Errinto Pardede pernah bilang, perseroan masih berhati-hati dalam menghadapi kenaikan harga batu bara. Meskipun diakuinya, kontrak jasa pertambangan dan produksi telah melonjak tajam pada tahun 2016.
”Harga batu bara sekarang sudah naik kencang. Kami harapkan produksi akan lebih positif dengan kenaikan 10% pada tahun 2017,"ujarnya.
Kontrak baru yang ditargetkan pada tahun 2017 berasal dari klien eksisting dan pelanggan baru. Rerata kontrak pertambangan dari pelanggan perseroan di atas 3 tahun. Dia optimistis target kontrak tahun 2016 bakal tercapai, bahkan melonjak dari rencana 270 juta ton.
Tercatat, kontrak pengupasan telah mencapai 267,3 juta ton dan produksi 31,9 juta ton. Seluruhnya, lebih tinggi 20 juta ton dari total target.
Dari target itu, perseroan telah menyerap anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD80 juta-USD100 juta dari target maksimum USD120 juta. Di tahun 2017, perseroan berencana menganggarkan belanja modal dengan nilai yang tak jauh berbeda, untuk pergantian peralatan.
(dni)
http://economy.okezone.com/read/2017/02/17/278/1620872/delta-dunia-makmur-lunasi-utang-rp8-triliun
Komentar
Posting Komentar