JAKARTA. Kementerian Pertanian terus menggenjot program swasembada pangan. Tujuannya, agar Indonesia semakin mandiri dengan pemenuhan pangan dari dalam negeri dan tidak bergantung komoditas impor.
Salah satu upayanya, dengan mengendalikan impor jagung melalui Permentan Nomor 57 Tahun 2015 tentang Pemasukan dan Pengeluaran Bahan Pakan Asal Tumbuhan ke dan dari Wilayah Indonesia. Aturan ini mendapat respons positif dari penyedia benih jagung termasuk PT BISI International Tbk (BISI).
Setiadi Setiokusumo, Chief Financial Officer BISI, menyatakan, pembatasan impor jagung merupakan peluang bagus bagi BISI untuk meningkatkan penjualan benih. Apalagi, pemerintah mendorong penanaman jagung di area yang sebelumnya tidak ditanami. Seperti lahan Perhutani, perkebunan sawit, dan sebagainya, kata dia kepada KONTAN, Jumat (10/2).
Selain itu, selama ini petani menanam jagung belum menggunakan benih hibrida, sehingga produktivitasnya tidak bisa meningkat. Nah, tahun ini, strategi BISI tetap fokus dalam memenuhi pasar benih jagung di free market dan proyek pemerintah.
BISI juga melaksanakan perjanjian kerjasama benih dengan petani, bimbingan, serta penyerapan produk yang dihasilkan. Dengan langkah ini, BISI turut mendukung program pemerintah dalam pemberdayaan petani.
Setiadi memproyeksikan, semua penjualan lini produk BISI naik tahun ini. Pendapatan di 2017 diprediksi tumbuh 25%. Meski begitu, strategi penjualan BISI belum berubah, masih berkutat pada penjualan benih jagung hibrida, padi, benih sayuran, pestisida, serta pupuk. BISI masih menyasar pasar domestik, dengan kontribusi sebesar 97% dari total penjualan.
http://investasi.kontan.co.id/news/bisi-semakin-getol-menjual-benih
Komentar
Posting Komentar