Market Review 30 Januari 2017
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
Menutup perdagangan awal pekan ini, IHSG ditutup melemah 10 poin (-0.19%) ke level 5,302.662, melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu. Hingga akhir perdagangan, tercatat 156 saham menguat dan 170 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif hari ini. Sektor agriculture memimpin penguatan dengan ditutup menguat 0.54%, sementara sektor miscellaneous industry melemah terdalam dengan ditutup turun 2.11%. Di tengah pelemahan IHSG, investor asing masih mencatatkan net buy sejumlah Rp302 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar tercatat melemah 11 poin (-0.08%) terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp13,349 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Suspensi Saham Hari Ini
Dikarenakan belum menyampaikan Laporan Keuangan Interim per 30 September 2016 dan/atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian Laporan keuangan tersebut, pada perdagangan hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) memperpanjang suspensi perdagangan efek di Pasar Reguler dan Tunai untuk 9 Perusahaan Tercatat di bawah ini:
1. PT Bornero Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN)
2. PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)
3. PT Sugih Engergy Tbk (SUGI)
4. PT Permata Prima Sakti Tbk (TKGA)
5. PT Global Teleshop Tbk (GLOB)
6. PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)
7. PT Skybee Tbk (SKYB)
8. PT Inovisi Infracom Tbk (INVS)
9. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO)
Unusual Market Activity (UMA)
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham BRMS yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.
Advance Stocks:
- PTPP: Harga saham PTPP ditutup menguat Rp70 (+2.02%) ke level Rp3.520 hari ini seiring dicatatkannya laba bersih Rp1,15 triliun pada 2016 atau meningkat 36% dibandingkan dengan Rp845,6 miliar pada 2015. Angka laba bersih 2016 itu merupakan laba bersih dari kinerja keuangan yang belum selesai diaudit. Perseroan juga memperoleh kontrak baru senilai Rp4,3 triliun sepanjang Januari tahun ini, meningkat 291% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp1,1 triliun.
- BBCA: BBCA telah membuat perusahaan ventura guna pembiayaan perusahaan teknologi keuangan (fintech), yang bernama PT Central Capital Ventura (CCV) dengan modal awal Rp 200 miliar. CCV akan berinvestasi dan berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan fintech serta perusahaan pendukung jasa keuangan yang akan mendukung ekosistem layanan keuangan BCA dan anak usaha. Melanjutkan penguatan akhir pekan lalu, harga saham BBCA kembali ditutup menguat Rp50 (+0.32%) ke level Rp15.450 pada perdagangan hari ini.
- INDY: Harga saham INDY ditutup ke level penutupan tertingginya sejak 12 Januari lalu dengan menguat Rp80 (+11.51%) ke level Rp775 hari ini. INDY melakukan efisiensi ditengah volatilitas harga batubara. Perseroan telah melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah direksi dari 7 orang menjadi 3 orang. Selain itu, melemahnya harga batubara dibawah USD50 per ton tahun lalu membuat perseroan harus melakukan efisiensi di berbagai bidang antara lain memangkas sejumlah biaya produksi, dan melakukan renegosiasi terhadap kontraktor besar.
- NRCA: PT Astratel mengambilalih saham Tol Cipati yang dikelola PT Bashkara Utama Sedaya (BUS) milik NRCA. Perjanjian jual beli dilakukan pada 26 Januari 2017 dengan nilai transaksi Rp223 miliar. Pelepasan saham BUS itu untuk memperoleh modal tambahan guna membuka peluang investasi baru. Harga saham NRCA ditutup menguat Rp18 (+4.36%) ke level Rp430 hari ini, setelah melemah tiga hari berturut-turut pekan lalu.
Decline Stocks:
- SKBM: Menutup perdagangan hari ini, harga saham SKBM melemah Rp25 (-3.7%) ke level Rp650. SKBM telah melakukan akuisisi saham PT Sentra Budidaya Biotek sejumlah 22.500 lembar saham dari Clareville International Limited senilai Rp22.500.000.000. Jumlah saham yang diakuisisi perseroan mewakili 90% saham PT Sentra Budidaya Biotek sedangkan 10% sisanya dimiliki PT Multi Karya Sejati.
- GIAA: Fitch Ratings Indonesia telah menarik Peringkat Nasional Jangka Panjang GIAA di ‘BBB+(idn)’ dengan Outlook Stabil. Peringkat telah ditarik tanpa diafirmasi. Peringkat nasional di kategori ‘BBB’ menunjukkan ekspektasi akan resiko gagal bayar yang moderat relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia. Fitch menarik peringkat karena Garuda memilih untuk berhenti berpartisipasi dalam proses pemeringkatan. Oleh karena itu, Fitch tidak lagi memiliki informasi yang cukup untuk memberikan peringkat. Harga saham GIAA ditutup melemah Rp2 (-0.58%) ke level Rp338 pada perdagangan hari ini.
- BSDE: Di akhir perdagangan hari ini, harga saham BSDE ditutup melemah Rp20 (-1.07%) ke level Rp1.840. BSDE hanya mampu membukukan marketing sales senilai Rp6,3 triliun sepanjang tahun 2016, turun 7,3% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya yakni Rp 6,8 triliun, atau hanya 91,8% dari target tahun lalu.
Komentar
Posting Komentar