Market Review 27 Januari 2017
(Investment Information Team, Mirae Asset Sekuritas Indonesia)
Setelah menguat selama tiga berturut-turut pada perdagangan sebelumnya, IHSG menutup perdagangan akhir pekan ini turun tipis 4 poin (-0.09%) ke level 5,312.84. Hingga akhir perdagangan tercatat 143 saham menguat dan 160 saham melemah. Sektor-sektor ditutup variatif dipimpin oleh penguatan sektor basic industry (+1.01%) dan pelemahan sektor consumer (-0.88%). Meskipun IHSG melemah, investor asing masih kembali mencatatkan transaksi net buy sejumlah Rp379 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat 0.2% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah ditutup melemah ke level Rp13,360 terhadap US Dollar di akhir perdagangan.
Advance Stocks:
- BBNI: Harga saham BBNI menguat untuk hari kedua didorong sentimen positif kinerja keuangan perseroan sepanjang tahun 2016 yang mencatatkan net profit Rp11,3 triliun, naik 25,1% YoY dari tahun 2015 sejumlah Rp9,07 triliun. BBNI mencatat pertumbuhan kredit 2016 sebesar 20,6% mencapai Rp393,28 triliun., melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan Indonesia secara umum per November 2016 mencapai 8,5%. Harga saham BBNI ditutup menguat Rp150 (+2.67%) ke level Rp5.750 pada perdagangan hari ini.
- KRAS: Pabrik perusahaan patungan antara KRAS dan Osaka Steel yaitu PT Krakatau Osaka mulai berproduksi komersial dengan target produksi 200.000 ton dari kapasitas terpasang 500.000 ton per tahun dengan porsi baja tulangan sebanyak 60% dan baja siku sebanyak 40% sepanjang tahun 2017. Harga saham KRAS ditutup menguat Rp40 (+5.51%) ke level Rp765, setelah melemah tiga hari berturut-turut pada pekan ini.
- IKBI: Harga saham IKBI ditutup menguat Rp58 (+20%) ke level Rp348, merupakan level penutupan tertingginya sejak 18 Januari lalu. Meskipun mengalami penurunan penjualan tahunan pada tahun 2016, IKBI mencatatkan kenaikan laba bruto yang disebabkan berkurangnya beban pokok penjualan tahun 2016 dari tahun 2015. Sepanjang 2016, penjualan IKBI tercatat sejumlah US$97,9 juta, turun 5.13% dibanding tahun 2015 sejumlah US$103,2 juta. Namun, laba bruto perseroan tercatat naik dari US$5,8 juta menjadi US$9,5 juta.
- SMBR: Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham SMBR menguat Rp160 (+7.84%) ke level Rp2.200. Penjualan semen SMBR meningkat 6,1% menjadi 1,63 juta ton di 2016 dari 1,54 juta ton pada tahun 2015. SMBR membidik pertumbuhan penjualan 23% dari tahun lalu menjadi 2 juta ton. Peningkatan penjualan itu juga sejalan dengan supply perusahaan yang meningkat, jika pabrik Semen Baturaja II beroperasi di pertengahan tahun ini.
Decline Stocks:
- INCO: Setelah menguat tiga hari berturut-turut, harga saham INCO melemah pada perdagangan hari ini dengan ditutup turun Rp80 (-3.3%) ke level Rp2.340. Harga nikel akan tetap tidak menentu setelah pemerintah Indonesia menetapkan peraturan ekspor bijih mineral. Harga nikel telah turun 6%-7% sejak ditetapkannya peraturan tersebut. Persediaan nikel di London Metal Exchange (LME) tercatat naik 1.848 ton menjadi 382.002 ton.
- BNGA: BNGA hanya membidik pertumbuhan satu digit (single digit) di tahun 2017 ini, karena perusahaan masih wait and see. Perseroan diestimasi akan tumbuh di bawah 8% untuk segmen kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di tahun ini karena perusahaan sangat tergantung pada kondisi pasar. Harga saham BNGA ditutup melemah Rp20 (-2.05%) ke level Rp955 pada perdagangan hari ini.
Komentar
Posting Komentar