google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan 11 Januari 2017 Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, IHSG Penutupan 11 Januari 2017


Market Review 11 Januari 2017
(Investment Information Team,  Mirae Asset Sekuritas Indonesia)

IHSG tidak mampu mempertahankan posisinya di zona hijau pada pagi tadi dan ditutup melemah 8 poin (-0.16%) ke level 5,301.237 pada penutupan perdagangan hari ini, merupakan penurunan untuk hari ketiga pada pekan ini. Tercatat 161 saham menguat dan 153 saham melemah. Mayoritas sektor melemah hari ini. Hanya sektor mining dan agriculture yang berhasil ditutup menguat masing-masing 1.76% dan 0.98%. Sementara, sektor miscellaneous industry ditutup melemah terdalam diantara sektor lain sebesar 1.73%. Investor asing kembali mencatatkan transaksi net sell  sejumlah Rp121 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini. US Dollar menguat 11 poin (+0.08%) terhadap Rupiah, sehingga di akhir perdagangan Rupiah melemah ke level Rp13,319 terhadap US Dollar.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) & PT Inter Delta Tbk (INTD)
Bursa Efek Indonesia menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham BINA dan INTD yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- INCO, TINS: Harga saham menguat seiring dengan ditandatanganinya peraturan ekspor. Peraturan tersebut akan menghapuskan ketidakpastian pada industri pertambangan dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan ekspor mineral mentah ke luar negeri. Harga saham INCO ditutup menguat Rp140 (+4.86%) ke level Rp3.020 dan TINS ditutup menguat Rp55 (+4.95%) ke level Rp1.165 hari ini.

- IDPR: Harga saham IDPR ditutup menguat Rp40 (+3.5%) ke level Rp1.180 pada perdagangan hari ini. IDPR telah menggunakan sebagian besar dana hasil IPO pada akhir tahun 2015 lalu sebanyak Rp 387,8 miliar. Setelah dikurangi biaya emisi perseroan mengantongi dana Rp 370,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pembelian aset tetap sebesar Rp 130,9 miliar, untuk penambahan investasi pada entitas anak usaha sebesar Rp 40 miliar. Kemudian untuk pembelian tanah sebesar Rp 88,1 miliar, untuk modal kerja operasional dan proyek Rp 91,2 miliar.

- INDY: INDY menargetkan dapat mencetak laba bersih di akhir tahun 2017, setelah mengalami kerugian sejak tahun 2013 silam. Dalam beberapa tahun terakhir, perseroan berupaya melakukan berbagai efisiensi dan restrukturisasi bisnis. Di tahun ini, perseroan juga fokus menggarap proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon II. Setelah melemah dua hari berturut-turut, harga saham INDY menguat Rp10 (+1.41%) ke level Rp715 pada penutupan perdagangan hari ini.

- PGAS: Harga saham PGAS ditutup menguat Rp60 (+2.18%) ke level Rp2.800 pada hari ini, pertama kalinya setelah melemah empat hari berturut-turut pada perdagangan sebelumnya. PGAS mengekspektasi volume penjualan gas akan tumbuh single digit tahun ini, yang didorong oleh permintaan dari pembangkit listrik dan industri seperti tekstil dan kertas. Perseroan menargetkan belanja modal tahun ini sejumlah $250juta-$300 juta. Anak usaha PGAS, Saka Energi, diestimasi akan menggenjot produksi 60.000 BOEPD minyak dan gas di tahun 2017, meningkat dari sebelumnya 35.000 BOEPD.

Decline Stocks:

- SMGR: Harga saham SMGR ditutup melemah Rp275 (-3.01%) ke level Rp8.850 hari ini setelah manajemen SMGR membatah kabar mengenai catatan laba 2016 perseroan. Sebelumnya, beredar kabar bahwa SMGR membukukan laba bersih Rp4,01 triliun sepanjang 2016 atau turun 11.83% dibanding tahun lalu Rp4.52 triliun. Sekretaris Perusahaan SMGR menegaskan pihaknya belum mengeluarkan pernyataan resmi, baik secara tertulis maupun lisan (wawancara) terkait kinerja keuangan tahun 2016.

- UNVR: UNVR menyiapkan belanja modal tahun ini sebesar 115 juta euro atau setara Rp 1,6 triliun. Anggaran belanja modal tersebut akan digunakan untuk penambahasan kapasitas pabtrik hingga inovasi produk baru. Penambahan kapasitas pabrik juga akan dilakukan perseroan sebagai langkah meningkatkan produksi. Harga saham UNVR ditutup melemah untuk hari ketiga sebesar Rp125 (-0.31%) ke level Rp39.975.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Membaca Candlestick Saham

Cara membaca candlestick saham sebenarnya cukup mudah dan tidak perlu banyak menghafal. Anda cukup memahaminya saja secara garis besar, maka akan sukses membaca candlestick saham.  Di grafik atau chart saham, kita menemui puluhan pola saham yang berbeda. Di sana ada  Three Black Crows, Concealing Baby Swallow, Unique Three River Bottom dan lain sebagainya. Jika anda harus menghafalkannya, maka akan membutuhkan tenaga yang banyak. Maka dengan artikel ini harapannya Anda mampu cara memahami atau membaca candlestick saham dengan mudah. Dasar-dasar dalam Membaca Candlestick Saham Buyer Versus Seller Sebelum kita mulai mendalami elemen-elemen penting untuk analisa candlestick, kita harus punya cara pandang yang benar terlebih dulu. Anggap saja pergerakan harga itu terjadi karena perang antara Buyer dan Seller. Setiap candlestick adalah suatu pertempuran selama masa perang, dan keempat elemen candlestick menceritakan siapa yang unggul, siapa yang mundur, siapa memeg...