JAKARTA - Donald Trump telah resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Pada pidato pertamanya sebagai orang nomor satu di AS, Trump masih berjanji akan fokus pada pembangunan infrastruktur.
Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee memandang, jika hal itu benar direalisasikan maka akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia. Sebab dengan begitu harga komoditas akan terkerek naik.
"Kalau di AS pembangunan infrastruktur berjalan, harga komoditas seperti minyak, batu bara, timah itu akan naik. Imbas positif bagi pasar," tuturnya saat dihubungi Okezone.
Menurut Hans jika hal itu benar terjadi maka emiten-emiten sektor terkait seperti ADRO, ITMG, INCO, ANTM dan TINS akan mendapatkan angin segar.
Akan tetapi jika, Trump merelalisasikan pembangunan infrastruktur maka dibutuhkan dana yang besar, alhasil dana-dana AS akan ditarik kembali. Untuk mengantisipasi pergolakan tersebut Bank Sentral AS, The Fed akan menaikan suku bunga. Tentu itu menjadi sentimen negatif bagi emiten keuangan.
Namun, menurut Hans imbasnya tidak akan besar. Sebab saat ini perbankan nasional masih dihadapi rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang tinggi dari sektor komoditas. Jika perusahaan komoditas diuntungkan dari kebijakan Trump yang mendorong infrastruktur, tentu akan menolong nasib industri perbankan tanah air.
"Kalau bunga The Fed naik, tentu perbankan melambat, tapi trigernya dari dalam negeri. Sektor komoditas akan membaik, NPL perbankan akan membaik," pungkasnya.
(mrt)
Komentar
Posting Komentar