IQPlus, (10/01) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pada 2016 telah membukukan laba bersih Rp4,01 trilun, atau turun dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,52 triliun, akibat ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional.
"Pertumbuhan semen nasional tahun ini minus 3 persen akibat hadirnya pemain baru di industri semen, dan diperkirakan pertumbuhan nasional untuk semen sampai dengan Desember minus 1,1 persen. Namun demikian, market share SMIG masih dapat bertahan di 41,6 persen," kata Direktur Utama Semen Indonesia Rizkan Chandra usai tasyakuran perayaan HUT ke-4 Holding Semen Indonesia di kantor Pusat Semen Indonesia di Gresik, Jawa Timur, Senin.
Ia mengatakan, faktor ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional yang menurun otomatis memberikan imbas yang cukup signifikan pada kinerja emiten Semen Indonesia.
Rizkan menjelaskan meski secara bisnis tertekan, perseroan tetap memacu produksi dan beberapa pabrik mencatatkan rekor jumlah produksi baik.
Ia mencontohkan Pabrik Tuban yang mampu mencetak produksi sebesar 1.381.907 ton atau 5 persen di atas RKAP sebesar 1.304.400 ton, dan angka itu melampaui rekor produksi tahun 2015, yakni 1.355.795 ton atau meningkat 2 persen.
Ia berharap tahun 2017 beberapa pabrik semen berlabel Holding Semen Indonesia itu dapat menorehkan prestasi di setiap produksinya.
"Kami akan menerapkan strategi transformasi dari sekadar produsen semen menjadi bisnis semen, hilirisasi produk (adjacent portofolio), pasar regional, dan cost transformation," katanya.
Sementara itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan holding company dari beberapa perusahaan semen, seperti Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa serta Thang Long Cement Vietnam. (end)
Komentar
Posting Komentar