google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo DEWA X UNSP : Ulasan Fundamental Langsung ke konten utama

DEWA X UNSP : Ulasan Fundamental

Saham DEWA & UNSP Meroket, Manakah Yang Lebih Sehat Fundamentalnya?

Kedua saham terafiliasi Grup Bakrie ini bangkit dari tidur panjang pada hari ini

Bareksa.com - Harga saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) melonjak pada perdagangan hari ini, Jumat 20 Januari 2017. Kenaikan tersebut cukup mencuri perhatian para pelaku pasar, mengingat kedua saham ini jarang ditransaksikan akibat buruknya kinerja saham grup Bakrie. 

Harga saham DEWA melonjak 33,3 persen menjadi Rp72 dari sebelumnya Rp54. Sebanyak 27,8 juta lot saham DEWA berpindah tangan dengan total transaksi Rp183,7 miliar hingga pukul 14:55 WIB hari ini.

Pada saat yang sama, saham UNSP bangkit 16 persen ke Rp58 dari level terbawah yang boleh diperdagangkan di pasar reguler. Sebanyak 19,6 juta lot saham UNSP berpindah tangan dengan nilai transaksi Rp108,2 miliar.

Bareksa menganalisis bagaimana sebenarnya kinerja fundamental dari kedua emiten terafiliasi Grup Bakrie tersebut.

Secara umum, kinerja fundamental DEWA masih lebih baik dibandingkan UNSP. Hal ini terlihat dari adanya pertumbuhan penjualan emiten yang masuk sektor pertambangan ini. Pada periode Januari-September 2016, tercatat penjualan DEWA naik 6,85 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih DEWA juga tercatat melonjak 76,8 persen dalam periode yang sama.

Di sisi lain, kinerja UNSP terbilang buruk. Emiten perkebunan ini mencatat penurunan penjualan sebesar 26,9 persen pada sembilan bulan pertama 2016 dibandingkan dengan periode sama tahun 2015. Perseroan pun masih mencatatkan rugi bersih sepanjang periode ini, meski kerugiannya menyusut 77,4 persen dibandingkan periode sama tahun 2015.

Dari sisi kemampuan membayar utang, DEWA pun terlihat lebih sehat. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) DEWA tercatat sebesar 0,78 kali per September 2016. Di sisi lain, UNSP memiliki DER yang mencapai 4 kali, artinya beban utang terhadap ekuitas perseroan terbilang besar.

Tak hanya itu, dari segi pendapatan, DEWA bertumpu pada usaha pertambangan 100 persen dengan klien seperti PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, yang keduanya merupakan anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang juga terafiliasi Grup Bakrie.

Sementara itu, UNSP yang bergerak di bidang perkebunan (plantation) memiliki diversifikasi usaha dengan sebagian besar didominasi oleh kelapa sawit, yang berkontribusi 71 persen pendapatan.

Berdasarkan pemaparan tabel fundamental di atas, DEWA masih lebih sehat dibandingkan UNSP. Meski begitu, perlu kami tekankan bahwa kedua saham tersebut mempunyai risiko yang tinggi mengingat saham-saham tersebut tergolong dalam kategori saham third liner. (hm)

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Saham ? Pengertian, Contoh, Jenis, Keuntungan, Resiko

Apa itu Saham? Saham adalah jenis surat berharga yang menandakan kepemilikan secara proporsional dalam sebuah perusahaan penerbitnya. Saham kadang disebut ekuitas. Saham memberikan hak kepada pemegang saham atas proporsi aset dan pendapatan perusahaan.  Saham pada umumnya  dijual dan dibeli di bursa saham . Akan tetapi saham juga dijual secara pribadi. Transaksi saham harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang dimaksudkan untuk melindungi investor dari praktik penipuan.  Secara historis, investasi saham telah mengungguli sebagian besar investasi lainnya dalam jangka panjang. Investasi saham dapat dilakukan melalui broker saham online atau sekuritas saham yang terdaftar di lembaga yang mengaturnya di sebuah negara.  Sebuah perusahaan terbuka menerbitkan / menjual saham dalam rangka mengumpulkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Pemegang saham, ibaratnya telah membeli secuil perusahaan dan memiliki hak atas sebagian aset dan pendapatannya. Dengan kata lain, pemegan

Cara Menghitung Beta Saham CAPM

Apa itu CAPM CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah model yang digunakan untuk menentukan tingkat pengembalian(required return) dari suatu aset. Model ini mendapatkan penghargaan nobel  pada tahun 1990 dan pada prakteknya juga sering digunakan untuk menentukan nilai cost of equity. Dari sudut pandang investor, besarnya tingkat pengembalian seharusnya berbanding lurus dengan risiko yang diambil. Untuk memudahkan saya buat ilustrasi yang disederhanakan sebagai berikut: Alex punya uang 100juta, berkeinginan untuk menginvestasikan uangnya pada bisnis warung retail. Pertanyaan yang seringkali dihadapi adalah: Jika Alex memutuskan untuk berinvestasi pada bisnis warung retail, berapa besar tingkat pengembalian yang harus dia dapatkan? Mengingat bahwa jika dia menginvestasikan uangnya, dia dihadapkan dengan risiko bisnis warung retail. Pertimbangan untuk Alex Deposito Investasi Toko/Warung Retail Risiko Minim, relatif nggak ada bagi Alex Bisa bangkrut atau perkembangan bisnis tida

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d