google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo MATURE COMPANY VS GROWING COMPANY by William Hartanto Langsung ke konten utama

MATURE COMPANY VS GROWING COMPANY by William Hartanto


MATURE COMPANY VS GROWING COMPANY

Bulan lalu, saya membaca sebuah buku tulisan Robert T. Kiyosaki, beliau adalah guru besar buat saya. Konsep-konsep memupuk harta yang tidak pernah diajarkan di sekolah saya dapat dari beliau. Sebut saja, dari jaman dulu orangtua mengajarkan kalau kita harus sekolah tinggi, dapat pekerjaan bagus, naik gaji naik jabatan sampai jadi kaya, otomatis taraf hidup naik dan semakin naik. Saya sempat bertanya sendiri kalau begitu dimana kekayaannya jika setiap kali naik gaji lalu kita beli barang yang lebih mahal? Tapi kalau kita melakukan investasi, memupuk asset dan menunda kesenangan sampai nanti semua kesenangan itu kita peroleh dari hasil investasi, tentu beda. Di sana kita benar-benar bisa merasakan kekayaannya.

Oke, lanjut tentang buku. Saya menemukan bahasan yang menarik yaitu bahwa growing company memiliki peluang lebih besar dalam memberikan profit dibandingkan mature company. Mature company, berdasarkan teori adalah perusahaan yang umurnya sudah melewati 5 tahun dan masih menguasai pasar. Sedangkan growing company… ya seperti UMKM yang baru berdiri dan langsung hits. Hits-nya mungkin tidak lama, dan ujian sebenarnya dari growing company adalah setelah masa hits-nya selesai.

Kalau kita berinvestasi pada perusahaan yang mature, pasti kita merasa bangga dan aman. Bangga karena sudah mengikuti training (karena kebanyakan training mengajarkan beli saham perusahaan mature) dan aman karena perusahaan-perusahaan itu, mungkin Anda sendiri masih pakai produknya sehingga Anda yakin perusahaan ini masi berjalan dan resiko nilai perusahaan menurun pun jadi minim.

But wait… perusahaan mature jika dibandingkan dengan kisahnya dulu, pasti beda sekali. Dan sekarang kita lihat saja harga sahamnya, muahaaallll. Pergerakannya lambat lagi. Kalau untuk long term investment sih tidak salah. Dan bagaimana kalau Anda butuh uangnya untuk jangka pendek atau menengah? Di sinilah kadang kita perlu melirik growing company. Growing company, seperti namanya sedang bertumbuh, kemungkinan akan banyak melakukan inovasi supaya survive (“yah iyalah, masa gue biarin mati perusahaan gue?” kata bosnya). Perusahaan seperti ini, dengan semakin banyak berinovasi, ekspansi, dll memungkinkan adanya ‘ledakan’ profit. Kalau terjadi? Ya pasti banyak yang minat sama sahamnya.

Inilah yang menarik, selain potensi ‘ledakan’ profit, jangka waktunya pun lebih cepat dibanding perusahaan yang sudah mature. Perusahaan yang sudah mature kemungkinan besar jarang melakukan inovasi. Mungkin, yang bisa menaikkan nilai perusahaan mereka adalah ketika ada kontrak baru, suntikan dana, atau joint venture dengan perusahaan besar lain. Tapi catatan: hal itu jarang terjadi.

Sedangkan growing company? Peluang kerjasamanya besar kemana-mana selama itu bisa membuat awareness terhadap perusahaan itu meningkat dan dapat membangkitkan kinerjanya. So, kalau saya pribadi setelah melakukan riset kecil-kecilan, mungkin akan lebih berminat kepada growing company, karena peluang profit besar dalam waktu lebih cepat dari mature company. Bagaimana menurut Anda?

William Hartanto

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...