Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana menduga masyarakat yang menolak pabrik Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah karena telah disusupi kepentingan besar oleh pesaing industri lain sejenis dari swasta.
"Kalau yang menolak Semen Rembang sudah tidak percaya kepada tim kecil, terus mereka mau percaya dengan siapa ? Apa hanya percaya kepada pemodal penolakan Semen Rembang ? Mereka kan hidup di Indonesia, bukan tinggal di negara lain," kata Azam melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Kantor Staf Presiden memutuskan membentuk tim kecil sebagai solusi menyelesaikan polemik Semen Rembang.
Tim kecil akan bertugas mengkaji aspek ekonomis, hukum, sosiologis, dan ekologis mengenai masa depan kelanjutan Semen Rembang. Tim kecil diminta menghasilkan studi sebelum 17 Januari 2017 dan menjadi acuan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menetapkan SK untuk Semen Rembang.
Lebih lanjut Azam mengungkapkan kini di Jawa Tengah ada beberapa industri semen yang ingin beroperasi di sana di mana seluruh industri semen tersebut merupakan milik swasta.
"Saya dapat kabar, katanya ada sembilan pabrik semen lain yang berminat beroperasi di Jawa Tengah. Hanya Semen Rembang itu punya negara dan jelas harus diutamakan. Melihat kondisi itu, bisa saja ada kepentingan persaingan bisnis makanya deras arus ditolaknya Semen Rembang," tuturnya.
Azam mencontohkan sebelum membangun pabrik di Rembang, Semen Indonesia awalnya membidik Pati sebagai lokasi industri. Keinginan itu kemudian ditolak masyarakat sehingga membuat Semen Indonesia berpindah ke Rembang.
Kendati sudah pindah lokasi, kata Azam, kehadiran Semen Indonesia di Rembang tetap menuai protes. Padahal menurut kabar beredar, ada industri semen lain milik swasta yang ingin beroperasi di Pati tetapi tidak ditolak keberadaannya.
Komentar
Posting Komentar