google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 30 November 2016 IHSG Penutupan Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 30 November 2016 IHSG Penutupan

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 30 November 2016 IHSG Penutupan
(Investment Information Team,  Daewoo Securities Indonesia)

IHSG melanjutkan penguatan dengan ditutup naik 12 poin (+0.23%) ke level 5,148.91 pada perdagangan hari ini. Sektor-sektor ditutup variatif hari ini. Sektor property memimpin penguatan dengan ditutup naik 1.9% terdorong oleh saham DGIK (+12.5%), MYRX (+9.09%) dan LPCK (+8.96%). Sementara, sektor mining turun tertajam dibanding sektor lain dan ditutup melemah 1.88% terdorong oleh pelemahan saham GEMS (-7.84%), ADRO (-6.13%) dan HRUM (-5.68%). Bursa saham Asia ditutup menguat menjelang laporan payroll bulanan US pada hari Jumat dan referendum Italia mengenai reformasi kontitusi pada pekan ini. Meskipun IHSG telah menguat dua hari berturut-turut, investor asing masih mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp1,07 triliun di seluruh Pasar hingga akhir perdagangan. US Dollar melemah 0.04% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah ditutup menguat ke level Rp13,555 terhadap US Dollar hingga penutupan perdagangan hari ini.

Advance Stocks:

- ADHI: Harga saham ADHI menguat untuk hari kedua dan ditutup menguat Rp65 (+3.52%) ke level Rp1.910 hari ini, seiring dengan ditetapkannya target perseroan untuk tahun 2017. Perseroan menargetkan kontrak baru senilai Rp43 triliun tahun depan, lebih dari dua kali lipat target tahun ini. Perseroan juga menargetkan akan membukukan revenue sejumlah Rp11,4 triliun tahun ini dan Rp14,5 triliun tahun depan.

- KRAS: Harga saham KRAS ditutup menguat Rp30 (+3.68%) ke level Rp845 hari ini dipicu sentimen positif dari kenaikan harga baja yang dapat mencapai US$100 per ton yang didorong oleh kenaikan bahan baku sehingga mendorong kenaikan biaya produksi. Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia memprediksi penjualan baja domestik tahun ini berkisar 12 juta-12,5 juta ton. Angka tersebut naik 5%-9% dari realisasi penjualan tahun lalu sebesar 11,5 juta ton. Tahun depan, penjualan baja di dalam negeri juga diperkirakan tumbuh seperti tahun ini, yakni berkisar 5%-9%.

- PTBA: PTBA menerima fasilitas pembiayaan senilai US$230 juta dari BMRI untuk pengembangan bisnis perseroan. Pembiayaan senilai US$100 juta berskema pinjaman fasilitas khusus  untuk membiayai belanja modal. Lalu, kredit US$130 juta sebagai pinjaman treasury  line untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valas dalam operasional perusahaan. Harga saham PTBA menguat pertama kalinya sejak penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan ditutup naik Rp250 (+2.16%) ke level Rp11.800 hari ini.

- BBRI, BMRI: Harga saham  bank menguat didorong oleh estimasi bahwa pertumbuhan pinjaman dapat mencapai 12% pada 2017 jika situasi ekonomi membaik. Bank Indonesia (BI) mengekspektasikan pertumbuhan pinjaman akan meningkat pada dua bulan terakhir di tahun ini untuk mencapai target pertumbuhan full year sebesar 7%-9%. Harga saham BBRI ditutup menguat Rp350 (+3.31%) ke level Rp10.900, sementara BMRI ditutup menguat Rp175 (+1.69%) ke level Rp10.500 hari ini.

Decline Stocks:

- INCO: Harga saham INCO ditutup melemah Rp120 (-3.42%) ke level Rp3.380 seiring dengan pelemahan nickel futures yang didorong oleh melemahnya metal futures pada hari ini.

- ADRO, HRUM: Pelemahan harga saham ADRO menyeret sektor mining ke zona merah, turunnya harga saham terjadi seiring dengan turunnya harga batubara Newcatle sebesar 3.7% pekan ini, merupakan penurunan mingguan ketiganya. Harga saham ADRO ditutup turun RP100 (-6.13%) ke level Rp1.530 dan HRUM turun Rp130 (-5.67%) ke level Rp2.160.

- UNVR: Harga saham UNVR melemah Rp100 (-0.24%) ke level Rp40.525 pada penutupan perdagangan hari ini. UNVR membagi dividen interim dengan jumlah Rp 375 per saham per tahun buku 2016 ini atau total sebesar 2,8 triliun. Sementara itu untuk cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi akan dilakukan per 5 Desember 2016.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...