google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 25 November 2016 IHSG Penutupan Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 25 November 2016 IHSG Penutupan


Market Review 25 November 2016
(Investment Information Team,  Daewoo Securities Indonesia)

IHSG kembali bangkit pada perdagangan akhir pekan ini dan ditutup menguat 14 poin (+0.28%) ke level 5,122.1, setelah melemah pada penutupan perdagangan kemarin. Mayoritas sektor ditututup menguat hari ini dipimpin oleh sektor miscellaneous industry yang memimpin penguatan dan ditutup naik 1.4%, sementara hanya sektor finance yang ditutup melemah hari ini dengan turun 0.35%. Hingga akhir perdagangan tercatat 169 saham menguat dan 139 saham melemah. Investor asing kembali mencatatkan transaksi net sell sejumlah Rp628 miliar di seluruh Pasar pada perdagangan hari ini, merupakan net sell selama lima hari berturut-turut pada pekan ini. US Dollar melemah 0.24% terhadap Rupiah, sehingga Rupiah menguat ke level Rp 13,525 terhadap US Dollar hingga penutupan perdagangan hari ini.

Suspensi Saham Hari Ini
- PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL)
Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), Bursa Efek Indonesia (BEI) memandang perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham NIKL di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dalam rangka cooling down.

Unusual Market Activity (UMA)
- PT Protech Mitra Perkasa Tbk (OASA)
Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham OASA yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini.

Advance Stocks:

- INDY: Setelah melemah selama dua hari terakhir, harga saham INDY ditutup menguat Rp40 (+5.09%) ke level Rp825 hari ini. Moody’s Investors Service memperkirakan INDY akan menerima manfaat terbesar dari lonjakan harga batu bara. Perseroan berencana untuk mengakuisisi perusahaan tambang seiring terus melonjaknya harga batu bara dunia. Rencana akuisisi akan dilakukan bila perusahaan tersebut memiliki prospek positif bagi perseroan.

- PGAS: Harga saham PGAS menguat ke level intraday tertinggi dalam satu bulan terakhir seiring dengan ekspektasi pelaku pasar bahwa kebijakan harga gas industri pemerintah tidak akan mempengaruhi margin PGAS. Menurunnya harga gas industri dapat menyebabkan permintaan yang lebih tinggi dalam jangka menengah ke jangka panjang, sehingga menguntungkan perseroan. Harga saham PGAS ditutup menguat Rp120 (+4.81%) ke level Rp2.610 hari ini.

- BNLI: BNLI menargetkan pertumbuhan kredit antara 8% sampai dengan 10% pada tahun depan. Persentase pertumbuhan yang dibidik perseroan tersebut dibuat lebih tinggi ketimbang target 2016 yang sekitar 6%. Pada 2017 kredit akan membaik karena ada lebih banyak proyek pemerintah, sehingga mendorong proyek lain turut jalan, sehingga dapat mendorong daya beli masyarakat dan meningkatkan permintaan kredit. Harga saham BNLI menguat pertama kalinya dalam tiga hari terakhir dan ditutup naik Rp10 (+1.88%) ke level Rp540 hari ini.

Decline Stocks:

- OASA: Harga saham OASA ditutup melemah Rp12 (-4.51%) ke level Rp254 hari ini, setelah BEI memasukkan saham perseroan dalam kategori Unusual Market Activity (UMA). Harga saham OASA sempat menguat hingga 24.29% dan ditutup ke level Rp266 pada penutupan perdagangan kemarin (24/11).

- ADHI: Target bisnis ADHI pada tahun ini meleset dari estimasi awal. Alhasil, perseoran memangkas target kinerja hingga akhir 2016. Tahun ini ADHI merevisi target pendapatan menjadi Rp 11,5 triliun, menyusut 42,5% dari proyeksi sebelumnya Rp 20 triliun. Manajemen juga memangkas target laba bersih 2016 menjadi Rp 301,9 miliar dari target semula Rp 750 miliar dan proyeksi nilai kontrak tahun ini hanya Rp 18 triliun dari target awal Rp 25 triliun. Harga saham ADHI melemah tiga hari berturut-turut dan ditutup melemah Rp30 (-1.53%) ke level Rp1.920 hingga penutupan perdagangan akhir pekan ini.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...

Cara Menggunakan Elliott Wave

Mengenal Elliott Wave Teori Elliott Wave dikembangkan oleh R.N. Elliott dan dipopulerkan oleh Robert Prechter . Teori ini menegaskan bahwa perilaku orang banyak surut dan mengalir dalam tren yang jelas. Berdasarkan pasang surut ini, Elliott mengidentifikasi struktur tertentu untuk pergerakan harga di pasar keuangan. Artikel ini adalah sebuah pengantar dasar untuk teori Elliott Wave. Suatu urutan dasar impuls 5-gelombang dan urutan korektif 3-gelombang dijelaskan. Saat teori Elliott Wave menjadi jauh lebih rumit daripada kombinasi 5-3 ini, artikel ini hanya akan fokus pada dasar-dasarnya. RN Elliott Derajat Gelombang dalam Elliott Wave elliott wave degree Konvensi pelabelan yang ditunjukkan di atas adalah yang ditunjukkan dalam buku Elliott Wave. Dalam Elliott-speak, konvensi pelabelan ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat atau tingkat gelombang, yang mewakili ukuran tren yang mendasarinya. Angka Romawi huruf besar mewakili gelombang derajat besar, angka sederha...

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...