Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 11 November 2016 (Global)

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 11 November 2016 (Global)

Daewoo Global Market

US

Saham-saham AS ditutup mixed pada perdagangan Kamis karena investor mereposisi portofolio mereka setelah pemilihan presiden.
Dow Jones Industrial Average menyentuh all time high baru di 18,873.6, dan ditutup naik lebih dari 200 poin, dengan IBM and Goldman Sachs berkontribusi paling besar dengan naik masing-masing 34 poin dan 52 poin.

Kepemimpinan Trump dipandang berpotensi memberikan dorongan untuk saham keuangan dan industri, sebagian karena rencananya untuk meningkatkan belanja fiskal untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur. Dan jika diterapkan, akan menguntungkan perusahaan konstruksi, serta membantu bank karena imbal hasil obligasi diperkirakan akan meningkat. Kemungkinan peraturan yang lebih ringan juga dianggap akan membantu perusahaan-perusahaan keuangan.

Investor juga menunggu perkembangan terbaru tentang siapa yang akan mengisi kabinet Trump. Sebelumnya pada hari Kamis, CNBC melaporkan bahwa penasihat Trump melayangkan ide terkait penunjukkan Jamie Dimon sebagai Menteri Keuangan.

Berita ekonomi: klaim pengangguran mingguan sebesar 254.000, di bawah ekspektasi 260.000.

Europe

Bursa Eropa ditutup tertekan pada hari Kamis setelah rebound di perdagangan pagi menyusul kemenangan Donald Trump dalam pemilihan AS.

Saham perusahaan tambang yang tercatat di London Antofagasta memimpin penguatan, dengan naik lebih dari 11 persen. Harga logam, khususnya tembaga, tampak mengalami kenaikan harga yang kuat seiring dengan ekspektasi bahwa Presiden terpilih Donald Trump akan membangun infrastruktur di seluruh AS.

Brent diperdagangkan di $46,12 per barel, turun 0,5 persen, dan minyak mentah WTI berada di $44,81, turun 0,99 persen. Goldman Sachs mengatakan bahwa kemenangan Trump akan mendorong industri minyak dan gas alam terkait dengan target pengurangan emisi.

Data: Produksi industri Perancis turun 1,1% di September, melampaui penurunan bulanan sebesar 0,3% yang diekspektasikan dalam jajak pendapat Wall Street Journal.