google-site-verification=zsLknblUv9MPpbGfVx9l3sfhCtAjcEQGFzXwTpBAmUo Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 14 Oktober 2016 (Global) Langsung ke konten utama

Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 14 Oktober 2016 (Global)


Ulasan Pasar Modal Hari Ini, 14 Oktober 2016 (Global)


Daewoo Global Market

US


Saham-saham AS ditutup di zona merah karena investor menjadi gelisah setelah laporan terbaru dari Federal Reserve serta data ekonomi Cina yang lemah.

Kekhawatiran China muncul lagi: Data yang keluar Kamis kemarin menunjukkan bahwa ekspor China bulan lalu turun lebih dari yang diharapkan (-10% yoy, dari -2,8% pada bulan Agustus), karena permintaan global untuk barang-barang dari China masih lesu. Impor pada bulan September turun 1,9% yoy, setelah naik 1,5% pada bulan Agustus. Penurunan ini kontras dengan estimasi rata-rata yang memprediksikan kenaikan sebesar 1,0%.

Berita ekonomi: Dalam laporan terbaru, jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran tetap di 246.000, tingkat terendah sejak tahun 1973 (prediksi 252.000).

Harga barang impor naik 0,1% pada September seiring dengan naiknya biaya bahan bakar, sementara harga ekspor naik 0,3%.


Europe



Saham-saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Kamis, setelah data China yang lemah memicu koreksi pada saham tambang. Sementara para investor mencerna rilis terbaru dari Federal Reserve.

Sektor pertambangan merosot lebih dari 3 persen, karena harga tembaga turun tajam. Di perdagangan Asia - di mana pasar ditutup mixed - ekspor China merosot hampir 10 persen yoy, dan impor turun 1,9 persen dari tahun sebelumnya.

Hal ini menyebabkan merosotnya sektor basic resources, dengan BHP Billiton dan Rio Tinto turun lebih dari 4,5 persen setelah Citigroup memangkas prospek pada kedua saham tersebut dari "netral" menjadi "sell".

Sementara di komoditas, investor masih fokus pada volatilitas harga minyak, setelah OPEC melaporkan bahwa produksi minyak naik pada bulan September ke level tertinggi dalam delapan tahun.

Komentar

Saham Online di Facebook

Postingan populer dari blog ini

Rekomendasi Saham BBRI, GGRM, DRMA dan ACST oleh RHB Sekuritas Indonesia | 26 Oktober 2023

RHB Sekuritas Indonesia 26 Oktober 2023 Muhammad Wafi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Bank Rakyat Indonesia terlihat kembali melakukan rebound disertai volume dan menguji resistance garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal reversal dari fase bearish untuk menguji resistance garis MA50. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 5.125 dengan target jual di Rp 5.325 hingga Rp 5.575. Cut loss di Rp 5.000. PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Gudang Garam terlihat melakukan rebound dan breakout resistance garis MA50 disertai volume dan menguji resistance garis MA20. Jika mampu breakout resistance garis MA20 maka akan mengkonfirmasi sinyal breakout menuju fase bullish dan menguji level tertingginya di bulan Oktober 2023. Rekomendasi: Buy area disekitar Rp 24.800 dengan target jual di Rp 25.375 hingga Rp 26.650. Cut loss di Rp 24.525. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) Dharma Polimetal terlihat melakukan rebound d...

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) Catat Pendapatan Rp35,64 Miliar Hingga September 2022

PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) mencatat pendapatan Rp35,64 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp32,97 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Laporan keuangan perseroan Rabu menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp13,29 miliar dari Rp11,91 miliar dan laba kotor naik menjadi Rp22,34 miliar dari laba kotor Rp21,06 miliar tahun sebelumnya. Beban usaha naik menjadi Rp7,58 miliar dari Rp6,90 miliar membuat laba operasi naik tipis menjadi Rp14,76 miliar dari laba operasi Rp14,16 miliar tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak menjadi Rp13,93 miliar naik dari laba sebelum pajak Rp13,17 miliar dan laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp13,14 miliar naik dari laba bersih Rp12,24 miliar tahun sebelumnya. Jumlah liabilitas mencapai Rp41,41 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah liabilitas Rp34,44 miliar hingga periode 31 Desember 2021 dan jumlah aset mencapai Rp394,69 miliar hingga periode 30 Se...

Money Flow Index | Penggunaan dan Setting Indikator MFI

Apa itu Money Flow Index (MFI)? Money Flow Index (MFI) adalah osilator teknis yang menggunakan harga dan volume untuk mengidentifikasi kondisi jenuh beli atau jenuh jual dalam aset. Hal ini juga dapat digunakan untuk melihat divergensi yang memperingatkan perubahan tren harga. Osilator bergerak antara 0 dan 100. Tidak seperti osilator konvensional seperti Relative Strength Index (RSI) , Money Flow Index menggabungkan data harga dan volume, sebagai lawan dari harga yang adil. Untuk alasan ini, beberapa analis menyebut MFI sebagai "the volume-weighted RSI". Money Flow Index pada Indonesia Composite Kunci dalam Memahami Indikator MFI Indikator biasanya dihitung menggunakan 14 periode data. Pembacaan MFI di atas 80 dianggap overbought dan pembacaan MFI di bawah 20 dianggap oversold. Overbought dan oversold tidak selalu berarti harga akan berbalik, hanya saja harga mendekati tinggi atau rendah dari kisaran harga terbaru. Pembuat indeks, Gene Quong dan Avru...