PT United Tractors Tbk (UNTR) masih terus mengukir kinerja positif. Anak usaha dari PT Astra International Tbk (ASII) ini mencatatkan kenaikan selama kuartal II maupun semester pertama 2018.
Emiten alat berat ini juga masih menjadi kesukaan para analis. Dari pantauan KONTAN, dari 28 analis, hanya 9 analis yang tidak merekomendasikan beli saham ini.
Sepanjang kuartal kedua, pendapatan UNTR mengalami kenaikan sebesar Rp 38 triliun dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya naik 32,31% dari Rp 29 triliun. Laba bersih perusahaan juga meningkat 60,11% menjadi Rp 5,74 triliun dari periode yang sama di tahun 2017 yaitu Rp 3,42 triliun.
Pendapatan perseroan semester I memang masih didongkrak dari sisi sales volume untuk produk Komatsu sebanyak 37% menjadi 2.400 unit, berbanding tahun lalu 1.751 unit. Kenaikan volume penjualan alat berat Komatsu dikarenakan adanya permintaan alat berat dari sektor pertambangan. perkebunan dan konstruksi.
Jika ditotal, pendapatan lini bisnis mesin konstruksi meningkat sebesar 24% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017 Rp 11,2 triliun menjadi Rp 13,9 triliun. Kenaikannya juga ditopang dengan harga komoditas batubara yang menguat.
Penjualan UD Truck juga mengalami peningkatan penjualan menjadi 417 unit dari sebelumnya 276 unit. Namun untuk merek Scania justru mencatatkan penurunan dari 553 menjadi 533 unit.
Tambang Emas Martabe
Analis Bahana Sekuritas Andri Ngaserin mengatakan dalam risetnya per 14 Agustus 2018, UNTR melalui anak usahanya PT Pama persada Nusantara baru saja mengakuisisi 95% saham PT Agincourt Resources yaitu pemilik tambang emas Martabe di Sumatra Utara. Nilai tranksaksi tersebut mencapai US$ 917,9 juta.
Sebagai bagian dari transaksi, UNTR dan PT Pama Persada Nusantara akan memberikan pinjaman kepada Agincourt maksimum sebesar US$ 325 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar pinjaman Agincourt.
Akuisisi UNTR terhadap Martabe merupakan salah satu variasi yang diambil selain bergerak di bidang batubara. "Akuisisi ini diharapkan bisa membuat kinerja mereka meningkat," katanya dalam riset.
Analis Kresna Securities Robertus Yanuar Hardy menilai, akuisisi ini tidak hanya memberikan dampak positif terhadap UNTR tapi secara merata akan dirasakan anak usahanya juga.
"Ada kemungkinan Pama Persada juga akan menerima peningkatan order untuk jasa penambangan," katanya kepada Kontan.co.id Selasa (21/8).
Robertus juga mengatakan, UNTR berani tampil beda dibandingkan dengan emiten yang lain. Karena untuk membayar akuisisi tambang Martabe ini, mereka mengunakan kas internal perseroan yang mencapai Rp 18 triliun ditambah pinjaman dari bank.
Sekadar tahu saja, sebelum tambang ini diakuisisi oleh UNTR, Martabe juga diminati oleh perusahaan asal Tiongkok. China's Pengxin International Mining Co Ltd sempat menawar tambang ini senilai US$ 1,5 miliar.
Tahun 2017, Martabe dikatakan memproduksi 352 ribu refined gold dan 2,4 miliar refined silver. Total revenuenya saat itu mencapai US$ 484 miliar dengan EBITDA US$ 327 miliar.
PT Agincourt Rescources saat ini dikatakan tengah memulai kegiatan penambangan di pit ketiga yaitu Ramba Joring. Dalam kuartal pertama 2018, Ramba Joring juga memberikan kontribusi dari segi volume.
Andri merekomendasikan buy saham UNTR dengan target harga Rp 46.300 per sahamnya. Robertus juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 40.000 per sahamnya.
Setali tiga uang, Hariyanto Wijaya dari RHB juga merekomendasikan buy. Ia memberikan target harga yang cukup positif Rp 47.600 per sahamnya.
UNTR menutup perdagangan hari ini, Selasa (21/8) di level Rp 34.675 per sahamnya atau menurun 0,86% dibandingkan dengan perdagangan Senin (20/8).
http://investasi.kontan.co.id/news/saham-united-tractors-untr-masih-jadi-pilihan-analis
Komentar
Posting Komentar