ADX, INDIKATOR MENGUKUR KEKUATAN TREND
Trading dengan mengikuti arah trend adalah cara yang paling populer dan menguntungkan. Beberapa indikator yang mengindikasikan arah trend telah tersedia dalam platform trading. Berbagai paket software untuk mendeteksi arah dan kekuatan trend juga banyak dijual di pasaran. Nah, artikel ini mengulas aplikasi salah satu indikator pengukur kekuatan trend yang sederhana dan cukup populer, yaitu indikator Average Directional Index atau ADX. Meskipun dalam prakteknya indikator ini termasuk lagging atau lambat dalam mengantisipasi pergerakan harga, namun masih bisa diandalkan dan cukup efektif jika telah terbiasa menggunakannya.
Apa Itu ADX?
ADX dibuat oleh Welles Wilder memang untuk mengidentifikasi arah dan kekuatan trend. Pada prinsipnya, indikator ini menunjukkan kapan mulai terjadinya trend, sampai seberapa kuat trend tersebut dan kapan trend mulai melemah. Untuk trading dengan indikator ini, kita dianjurkan untuk entry pada saat trend mulai terjadi, dan exit saat trend telah melemah.
Tidak ada batasan time frame mana yang paling cocok. Pada dasarnya, ADX bisa berjalan dengan baik di semua periode waktu trading. Secara matematis, penjabarannya agak rumit, namun aplikasinya sangat mudah tanpa harus mengatur parameter setiap kali berganti time frame saat trading. Dalam platform populer Metatrader, indikator ini langsung bisa digunakan dengan masuk ke Insert – Indicators – Average Directional Movement Index.
Tampilan Dan Parameter Indikator ADX
Indikator ADX terdiri dari tiga komponen, yaitu :
ADX itu sendiri, yang menunjukkan kekuatan trend. Secara umum, jika ADX lebih besar dari 20, maka trend dianggap mulai menguat. ADX berada diantara level 20-40 mengindikasikan trend sedang kuat, adx antara level 40-60 adalah level overbought/oversold, sedangkan ADX lebih besar dari 60 mengindikasikan trend telah mencapai level jenuh dan kemungkinan akan berbalik arah.
Garis ADX yang bergerak ke arah atas, artinya trend sedang menguat, baik uptrend maupun downtrend. Sebaliknya jika garis ADX bergerak ke arah bawah, maka trend sedang melemah, baik uptrend maupun downtrend. Setting parameter periode yang umum adalah 14.
+DI atau Directional Index untuk uptrend, biasanya berwarna hijau. Garis +DI akan bergerak ke atas jika sedang uptrend, dan bergerak ke bawah jika sedang downtrend.
-DI atau Directional Index untuk downtrend, biasanya berwarna merah. Garis -DI akan bergerak ke atas jika sedang downtrend, dan bergerak ke bawah jika sedang uptrend.
Perhatikan bahwa jika garis +DI dan – DI berpotongan (cross), maka akan terjadi pergantian trend. Tepatnya:
Jika +DI memotong –DI dari bawah ke atas, itu mengindikasikan akan terjadi uptrend.
Jika –DI memotong +DI dari bawah ke atas, maka itu mengindikasikan akan terjadi downtrend.
Trading Dengan Indikator ADX
Aturan trading dengan indikator ADX sangat sederhana. Trader pemula maupun berpengalaman dapat menggunakannya.
Entry hanya bila:
- terjadi cross +DI dan – DI.
- level ADX lebih besar dari 20 dan sedang bergerak ke atas.
- jika terjadi cross +DI dan – DI, tetapi garis ADX bergerak ke bawah, artinya trend sedang melemah, dan dianjurkan untuk tidak entry.
- Exit bila trend mulai melemah atau garis ADX mulai bergerak ke arah bawah.
Perhatikan titik A dan B pada contoh gambar di atas.
Pada titik A, –DI memotong +DI dari bawah ke atas, artinya akan terjadi downtrend. Entry sell setelah garis ADX bergerak ke arah atas dan berada di atas level 20 (area berwarna kuning).
Pada titik B, +DI memotong - DI dari bawah ke atas, artinya akan terjadi uptrend. Entry buy setelah garis ADX bergerak ke arah atas dan berada di atas level 20 (area berwarna kuning).
Exit setelah garis ADX mulai bergerak ke arah bawah (batas akhir area berwarna kuning).
Source:
Martin. "Mengukur Kekuatan Trend Dengan Indikator ADX". 10 Apr 2013. WEB. 21 Mar 2018. - https://goo.gl/FdxwzY
Komentar
Posting Komentar